Suku pasemah atau basemah, mengenal dan mengenang kisah patriotik suku pagar alam

Pesona wisata sumsel. Mengenal suku pasemah / basemah pagar alam - suku pasemah atau suku basemah adalah salah satu suku yang ada di  provinsi sumatera selatan. Salah satu suku yang telah menunjukkan eksistensinya semenjak berdirinya kesultanan palembang darussalam.

Masyarakat suku basemah adalah masyarakat yang berada atau mendiami wilayah kota pagar alam di kaki gunung dempo, masyarakat kecamatan jarai, kecamatan tanjung sakti dan masyarakat kecamatan kota agung di kabupaten lahat.

Seperti halnya masyarakat melayu secara umum, masyarakat pasemah atau basemah adalah suku etnikreligius yang berarti bahwa adat istiadat dan kebudayaan berupa peradaban masyarakat suku ini sejalan dengan ajaran agama yang mereka anut. Masyarakat suku basemah adalah masyarakat yang menganut agama islam sehingga adat istiadat dan corak kehidupan masyarakat ini sejalan dengan ajaran agama yang mereka anut. Yang pada akhirnya hukum agama adalah panutan atau tolok ukur yang membentuk karakter masyarakat suku basemah.

Baca juga:

Objek wisata murah berkualitas di Singapura. 

Daftar objek wisata dikota Bangkok. Thailand.

Eksistensi suku basemah bermula pada kesultanan palembang darussalam, bersama dengan suku-suku lainnya di kawasan ini membentuk marga yang menjadi cikal bakal terbentuknya pemerintahan Kabupaten lahat.
Kantor koramil di kota pagar alam tempo dulu
Sebuah tulisan menarik dari seorang pegawai pemerintah hindia belanda kala itu, JSG gramberg, pada tahun 1865 menuliskan sebuah catatan tentang wilayah tinggal masyarakat basemah kurang lebih sebagai berikut:

" barang siapa mendaki bukit barisan dari arah bengkulu, kemudian menjejakkan kaki ditanah kerajaan palembang yang begitu luas. Dan yang menjejakkan kakinya dari arah utara empat lawang ( negeri empat gerbang) menuju kedataran lintang yang indah sehingga ia mencapai kaki sebelah barat gunung dempo maka sudah pastilah ia di negeri orang pasemah.

Jika ia berjalan mengelilingi kaki gunung berapi itu, maka akan tibalah ia disisi timur dataran tinggi yang luas yang menikung agak ketenggara, dan berjalan terus ke timur hingga dataran tinggi, dari sisi itu ternbentuk perbatasan alami antara negeri pasemah yang merdeka dan wilayah kekuasaan pemerintah hindia belanda"..

Dari catatan JSG gramberg tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa, masyarakat suku pasemah atau pagar alam sekarang ketika kesultanan palembang darussalam berhasil dikuasai oleh pemerintah kolonial belanda, negeri pasemah belum sepenuhnya mampu di taklukkan oleh militer belanda.

Pagar alam dengan latar gunung dempo th 1926


Belanda memerlukan waktu yang lama untuk bisa menaklukkan wilayah ini, operasi militer belanda di kota pagar alam berlangsung dari 1821 hingga 1867 atau kurang lebih 46 tahun untuk menaklukkan kesultanan palembang darussalam secara keseluruhan.

Dalam sebuah catatan lain, yaitu sebuah kisah menarik dalam sebuah catatan the british history in west sumatera yang ditulis oleh Jhon bastin. Yang menuliskan kekesalan dan kemarahan thomas standford raffles yang berkuasa atas bengkulu pada tahun 1817 hingga 1824 yang menyebut kata passumah yang merujuk pada suku pasemah atau basemah di pagar alam menyebutkan kurang lebih seperti ini.

" bahwa bandit-bandit yang tidak tau hukum dari tanah passumah, telah menyerang distrik manna pada tahun 1797" 

Sebutan raffless kepada pejuang dan ksatria-ksatria basemah dengan "bandit" jelas menunjukkan kekesalan dan ketidakberdayaan rafless dalam rangka tindakan menentang yang di lancarkan masyarakat pasemah berupa penyerangan terhadap pendudukan inggris yang berada di bumi pertiwi yaitu manna ( salah satu wilayah administratif provinsi bengkulu saat ini ) yang berbatasan langsung dengan masyarakat suku pasemah.

Salah satu sudut kota pagar alam

Suku pasemah atau pasumah menurut raffles adalah miniatur dari karakter masyarakat melayu sumatera selatan dan masyarakat melayu secara umum, yang teguh dalam pendirian, berani menyatakan kebenaran dan menentang segala macam bentuk kezaliman yang di terapkan negara kolonial di negeri jajahan mereka.

Demikian sepenggal kisah patriotik suku basemah, semoga artikel sederhana ini akan memberi sedikit kebanggaan kepada kita bahwa sejatinya kita berasal dari leluhur yang berjiwa ksatria. Dan hendaknya bahwa setiap kita haruslah melihat jauh kebelakang dimana harga diri, keteguhan dan ketangguhan dari leluhur kita akan senantiasa mengalir dalam darah dan menjadi identitas pribadi bagi setiap generasi muda.

Belajar dari ketulusan dan keberanian masyarakat suku pasemah pada masa lampau, kiranya generasi masa kini dapat memetik hikmah dan pelajaran dari peristiwa yang membanggakan tersebut.

Mereka berlayar tidak hanya berlayar, mereka menentukan tujuan benar-benar kemana dan apa yang mereka cari, meraka berjuang atas dasar keyakinan dan kebenaran, sehingga masyarakat suku pasemah memiliki pengertian yang berarti, " suku yang cinta damai namun juga suka berperang "


Begitulah yang terjadi, bahwa mereka para pejuang sejati tidak akan pernah mati, raga mereka mungkin telah musnah namun sesungguhnya mereka tetap hidup, seperti apa yang mereka yakini, mereka berbahagia dan di beri rezeki. setidaknya, mereka akan senantiasa hidup dalam kenangan anak cucu mereka, anak cucu masyarakat pasemah yang mulia.

Comments