Legenda si pahit lidah, cerita rakyat dari sumatera selatan.
Wisata budaya sumatera selatan - legenda sipahit lidah, adalah cerita rakyat yang terkenal di kalangan masyarakat sumsel. Sebuah kisah legenda yang unik dan sangat menarik dan tentu saja sebuah cerita atau legenda fenomenal yang di sandingkan dengan adanya peninggalan - peninggalan arkeologi berupa bebatuan yang menurut kebanyakan masyarakat bahwa batu - batu tersebut adalah makhluk hidup yang terkutuk menjadi batu karna kesaktian si pahit lidah berupa kutukan ketika ia sipahit lidah mengucapkan sumpah.
Si pahit lidah adalah tokoh sakti, dengan kesaktian berupa ucapan dan sumpah yang ia ucapkan ketika si pahit lidah merasa di abaikan dan merasa sakit hati atas perlakuan mereka kepada dirinya. Karena setiap kutukan yang ia ucapkan terjadi maka tokoh inipun mendapat julukan si pahit lidah, konon ia bernama serunting sakti.
Baca juga:
Objek wisata murah dan paling menarik di Darwin, Australia.
Objek wisata murah berkualitas di Singapura.
Alkisah pada masa lalu, diwilayah hulu sumatera selatan, yaitu didaerah pagar alam, hiduplah seorang sakti bernama serunting yang mendapat julukan si pahit lidah, tokoh ini hidup berkelana dan mendatangi setiap daerah yang ada di provinsi sumatera selatan, serunting mendatangi hampir setiap tempat yang ada, dan meninggalkan kutukan ketika ia mengalami hal - hal yang tidak mengenakkan hatinya.
Alkisah berawal dari kota ini, pagar alam. Ada banyak arca berupa bebatuan yang terdapat di daerah ini, aneka situs megalitikum yang cantik dan mengagumkan yang di percaya adalah benda peninggalan kutukan si pahit lidah.
Arca berupa situs bebatuan dengan bentuk manusia, hewan, dan benda - benda peralatan rumah tangga lainnya bisa ditemukan ditempat - tempat yang kini sudah menjadi objek dan pusat kunjungan wisata yang ramai dan menyenangkan.
Dan terus mendapatkan animo yang luar biasa dari masyarakat sumsel untuk menikmati situs yang cantik ini.
Berikut beberapa arca yang dihubungkan dengan legenda serunting sakti si pahit lidah :
Batu macan.
Arca berupa benda batu dengan bentuk macan ini terletak di desa pagar alam pagun, kecamatan pulau pinang, sumatera selatan. Tempat ini telah dibuka untuk umum dan menjadi tujuan wisata pavorit masyarakat lokal, baik dari kabupaten lahat, hingga kabupaten lainnya seperti muara enim dan masyarakat dari kota - kota di seluruh sumatera selatan.
Kisah menarik dari arca batu macan berdasar dari cerita rakyat setampat bahwa pada zaman dahulu kala, masyarakat di teror oleh macan yang memasuki perkampungan, dan kebetulan pada saat yang sama si serunting sakti atau si pahit lidah sedang melintas.
Ia mendapati harimau sedang mengintai seorang wanita yang sedang menjemur padi, wanita itu menggendong anaknya, melihat kejadian hal itu, lalu si pahit lidah berusaha menghentikan si harimau karna menganggap bahwa harimau ini adalah ancaman bagi sang wanita, tetapi juga bagi masyarakat dan telah memberikan teror yang menakutkan.
Dengan kesaktiannya maka jadilah harimau tersebut menjadi sebongkah batu dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan bentuk harimau yang sebenarnya.
Arca batu ini dikaitkan dari legenda sebagai simbol penjaga bagi empat wilayah di kabupaten lahat dan kota pagar alam, yaitu pagar gunung, gumay lembah, gumay ulu dan gumay talang.
Goa putri
Objek wisata goa putri yang terletak di desa padang bindu, kecamatan semidang aji, kabupaten ogan komering ulu. Atau sekitar 1 km dari jalan lintas batu raja muara enim ini adalah sebuah goa dengan staglamit dan staglatit yang menawan.
Di goa yang bernama goa putri ini juga terdapat aneka arca dan bebatuan alam yang bentuk dan rupanya menyerupai aneka makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan perlengkapan rumah tangga lainnya, goa putri layaknya miniatur sebuah perkampungan dengan kehidupan masa lalunya. Dan konon goa ini juga pernah disinggahi oleh sang pengelana tuan serunting sakti atau si pahit lidah.
Alkisah serunting sakti yang berkelana tiba pada tepian sungai ogan, disana ia bertemu dengan seorang putri cantik yang sedang mandi di pinggiran sungai. Ia menyapa dan bertanya, namun serunting sakti aka si pahit lidah tidak mendapat respon yang baik dari sang putri.
Si pahit lidah mengulang bertanya, namun kembali ia mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, akhirnya dengan kesal iapun berkata " kamu bisu seperti batu " maka tiba-tiba jadilah sang putri itu mematung seperti batu. Patung batu yang menyerupai manusia itu berada di tepian sungai ogan dan tidak jauh dari jembatan yang melintas di atas sungai ogan. Mintalah masyarakat menceritakan legenda si pahit lidah, mereka akan dengan senang hati bercerita tentang sang legenda.
Selanjutnya keadaan dan pemandangan disekitar dan didalam goa putri, sebuah pemandangan layaknya sebuah miniatur perkampungan miniatur atau sebuah rumah besar. Batu-batu yang penuh dengan ukiran menyerupai tangga atau pahatan-pahatan di dinding serta bebatuan yang menyerupai tumpukan padi yang banyak menambah legenda sipahit lidah seakan-akan hidup. Di dalam goa pengunjung akan melihat sebuah liukan menyerupai tempat tidur yang di yakini sebagai tempat tidur sang putri, lalu pada ujung lorong di atas permukaan pada dinding goa yang berlobamg, nampak sepasang patung batu yang menyerupai bentuk harimau, dan pemandu wisata mengatakan bahwa" kira-kira" itu patung harimau penjaga.
Mengapa goa putri memiliki hubungan yang erat dengan legenda si pahit lidah? Konon setelah pahit lidah mengutuk sang putri di tepian sungai ogan, maka pahit lidahpun masuk jauh kedalam, lalu ia mendapati sebuah perkampungan yang sedang akan membuat kenduri atau semacam pesta, si serunting menyapa dan bertanya kepada warga namun kembali, ia didiamkan dan mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan, ketika rasa sabar sudah berada pada puncaknya serunting sakti pun berkata " perkampungan ini bisu tak ubahnya seperti batu" tiba-tiba perkampungan itupun berubah menjadi batu dengan segala kehidupannya yang membisu.
Untuk menikmati keindahan dan pesona goa putri dengan segala misterinya yang terpendam, pengunjung bisa sangat nyaman menikmati pemandangan atau berjalan-jalan kedalam goa, sebab fasilitas yang tersedia sudah sangat memadai mulai dari keamanan, fasilitas - fasilitas lain seperti kantin, parkir, mushola bahkan penerangan dan jembatan di dalam goapun sudah tersedia.
Batu pengantin
Jejak legenda si pahit lidah berikutnya berada di dekat desa jepara kecamatan buay pematang ribu, kabupaten OKU selatan, sumatera selatan. Tempat ini adalah salah satu objek wisata favorit, terdapat patung batu dengan bentuk menyerupai sepasang pengantin, ditempat ini juga terdapat banyak aneka bebatuan dengan bentuk menyerupai benda - benda lainnya.
Menurut cerita legenda bahwa sepasang batu itu adalah sepasang pengantin yang di kutuk oleh si pahit lidah, banyak versi yang mengisahkan namun salah satu versi mengatakan bahwa, si pahit lidah yang berkelana ke daerah tersebut bermaksud pergi kedesa mereka yang sedang ada pesta pernikahan,
Si pahit lidah yang berdiri di seberang di pisahkan oleh sungai berteriak memanggil warga agar mengirim perahu untuk ia menyeberang, namun warga yang asik dan larut dalam pesta yang meriah seakan tak perduli dengan keberadaannya.
Kesabaran si pahit lidah sudah berada pada titik paling nadir, segenap jiwanya diliputi rasa kesal yang teramat sangat, hingga iapun akhirnya mengeluarkan kutukan saktinya, sambil berlalu pergi ia pun berucap, " semoga sepasang pengantin itu menjadi batu" tiba-tiba semua orang terkejut mendapati sepasang pengantin yang telah berubah menjadi patung sepasang pengantin yang telah membatu.
Bukit batu
Masih dalam kawasan yang sama yaitu di bukit batu, disini banyak terdapat bebatuan megelitikum yang menyerupai aneka macam benda, sama halnya dengan keadaan di tempat lain seperti di situs batu macan kota lahat atau goa putri di batu raja, di bukit batu pun sama, konon tempat ini juga tak lepas dari kutukan si pahit lidah, namun hal yang berbeda dari tempat ini bahwa, disinilah akhir dari kesaktian si pahit lidah, yang tewas di tangan si mata empat.
Alkisah pengembaraan si pahit lidah yang berasal dari dataran tinggi terus ke hilir sungai lematang hingga ke palembang dan terus hingga ke hilir sungai ogan dan beberapa tempat lainnya di wilayah ini.singkatnya setiap jengkal tanah telah ia pijak, banyak tempat telah ia kunjungi dan tidak sedikit yang menjadi korban kutukannya. Hingga semuanya berakhir disini, di bukit batu.
Kesaktian si pahit lidah menjadikan ia sebagai orang sakti yang diseganinya, hal ini terdengar oleh kesatria lainnya si mata empat, manusia dengan dua mata yang tersembunyi di balik rambut bagian belakang kepalanya.
Singkat cerita kedua pendekar ini bertemu pada satu kesempatan, simata empat mengajukan pertandingan dengan cara menghindar dari buah pohon enau yang di jatuhkan di atasmya.dan keduanya sepakat untuk beradu tanding.
Si mata empat mendapat giliran pertama untuk menghindar sementara serunting si pahit lidah berada di atas pohon enau bersiap menjatuhkan serumpun buah enau dengan sebilah bambu yang diruncingkan. Ketika semuanya telah sesuai dengan kesepakatan akhirnya si pahit lidahpun menjatuhkan rumpun pohon enau dari atas.
Dengan sigap si mata empat menghindar dan baginya hal itu tidaklah sulit, si mata empat selamat tanpa luka, lalu tegak berdiri dengan tawa terkekeh.
Kini giliran serunting sakti yang harus menghindar, ia menelungkup di bagian bawah pohon enau sementara si mata empat bersiap menjatuhkan rumpun pohon enau dari atas, pada kesempatan pertama serunting sakti berhasil menghindar namun belum sempat ia tersadar, si mata empat bermain curang, rumpun pohon enau yang kedua menyusul di jatuhkan hingga menancap pada bagian punggung si pahit lidah.
Si pahit lidah limbung, bambu yang tersembunyi di balik buah enau menembus tubuhnya. Sementara si mata empat melompat dari atas pohon enau, dengan tawa kemenangan ia bergelak mengangkangi tubuh serunting sakti yang tidak bernyawa lagi.
Si mata empat berteriak bangga sebab kini baginya tak ada lagi yang bisa menandingi kesaktiannya dengan kata lain bahwa, dialah orang sakti satu-satunya.
Dari cerita si mata empat bahwa serunting mampu mengutuk melalui lidahnya, sebab ada tanda hitam yang berada di hujung lidah itu, si mata hitam serakah, kini ia berfikir untuk menguasai kesaktian serunting, mayat serunting di baringkan lalu ia membuka mulut sang mayat dan mendapati pada ujung lidah itu sebuah tanda berwarna hitam.
Dengan tamak simata empat menjilat lidah si serunting dengan maksud agar kesaktian lidah itu berpindah ke lidahnya, namun yang terjadi, lidah itu terasa pahit dengam rasa yang teramat sangat, serta terasa begitu panas hingga membuat tubuh si mata empat melepuh, bergelenjotan hingga akhirnya tewas juga di samping jasad serunting.
Kedua pendekar ini terbaring di bawah pohon enau di atas bukit batu.
Itulah sekelumit kisah perjalanan legenda sumatera selatan yang termasyhur, ada banyak lagi kisah yang terjadi yang berhubungan dengan legenda si pahit lidah, seperti tangga batu di daerah benakat di tepian sungai lematang, atau batu gajah yang ada di kaki bukit gunung dempo di kota pagar alam.
Peninggalan megalitikum berupa bebatuan yang unik ini sejatinya telah menarik minat para ahli arkeolog untuk mengadakan penelitian dalam rangka memecahkan misteri ilmiah di balik situs bebatuan yang unik ini. Adapun peneliti berkebangsaan belanda beranama Ep tombrink (1827) ulmann ( 1850 ) LC westernenk ( 1921 ) dan Van deer hoop ( 1932 ).
Ilmuan ini meneliti dan berusaha memecahkan misteri di balik bebatuan yang berserakan di bawah kaki gunung dempo yaitu situs batu gaja.
Anda tertarik untuk menjelajah dan menyibak misteri di balik legenda si pahit lidah yang mungkin masih belum ada yang terungkap? Hehe
Datang dan jelajahi pesona sumatera selatan dan rasakan sensasi sebuah tempat yang kaya akan sumber daya wisata.
So enjoy your holiday!....
Si pahit lidah adalah tokoh sakti, dengan kesaktian berupa ucapan dan sumpah yang ia ucapkan ketika si pahit lidah merasa di abaikan dan merasa sakit hati atas perlakuan mereka kepada dirinya. Karena setiap kutukan yang ia ucapkan terjadi maka tokoh inipun mendapat julukan si pahit lidah, konon ia bernama serunting sakti.
Baca juga:
Objek wisata murah dan paling menarik di Darwin, Australia.
Objek wisata murah berkualitas di Singapura.
Alkisah pada masa lalu, diwilayah hulu sumatera selatan, yaitu didaerah pagar alam, hiduplah seorang sakti bernama serunting yang mendapat julukan si pahit lidah, tokoh ini hidup berkelana dan mendatangi setiap daerah yang ada di provinsi sumatera selatan, serunting mendatangi hampir setiap tempat yang ada, dan meninggalkan kutukan ketika ia mengalami hal - hal yang tidak mengenakkan hatinya.
Alkisah berawal dari kota ini, pagar alam. Ada banyak arca berupa bebatuan yang terdapat di daerah ini, aneka situs megalitikum yang cantik dan mengagumkan yang di percaya adalah benda peninggalan kutukan si pahit lidah.
Arca berupa situs bebatuan dengan bentuk manusia, hewan, dan benda - benda peralatan rumah tangga lainnya bisa ditemukan ditempat - tempat yang kini sudah menjadi objek dan pusat kunjungan wisata yang ramai dan menyenangkan.
Dan terus mendapatkan animo yang luar biasa dari masyarakat sumsel untuk menikmati situs yang cantik ini.
Berikut beberapa arca yang dihubungkan dengan legenda serunting sakti si pahit lidah :
Batu macan.
Arca berupa benda batu dengan bentuk macan ini terletak di desa pagar alam pagun, kecamatan pulau pinang, sumatera selatan. Tempat ini telah dibuka untuk umum dan menjadi tujuan wisata pavorit masyarakat lokal, baik dari kabupaten lahat, hingga kabupaten lainnya seperti muara enim dan masyarakat dari kota - kota di seluruh sumatera selatan.
Kisah menarik dari arca batu macan berdasar dari cerita rakyat setampat bahwa pada zaman dahulu kala, masyarakat di teror oleh macan yang memasuki perkampungan, dan kebetulan pada saat yang sama si serunting sakti atau si pahit lidah sedang melintas.
Ia mendapati harimau sedang mengintai seorang wanita yang sedang menjemur padi, wanita itu menggendong anaknya, melihat kejadian hal itu, lalu si pahit lidah berusaha menghentikan si harimau karna menganggap bahwa harimau ini adalah ancaman bagi sang wanita, tetapi juga bagi masyarakat dan telah memberikan teror yang menakutkan.
Dengan kesaktiannya maka jadilah harimau tersebut menjadi sebongkah batu dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan bentuk harimau yang sebenarnya.
Arca batu ini dikaitkan dari legenda sebagai simbol penjaga bagi empat wilayah di kabupaten lahat dan kota pagar alam, yaitu pagar gunung, gumay lembah, gumay ulu dan gumay talang.
Goa putri
Objek wisata goa putri yang terletak di desa padang bindu, kecamatan semidang aji, kabupaten ogan komering ulu. Atau sekitar 1 km dari jalan lintas batu raja muara enim ini adalah sebuah goa dengan staglamit dan staglatit yang menawan.
Di goa yang bernama goa putri ini juga terdapat aneka arca dan bebatuan alam yang bentuk dan rupanya menyerupai aneka makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan perlengkapan rumah tangga lainnya, goa putri layaknya miniatur sebuah perkampungan dengan kehidupan masa lalunya. Dan konon goa ini juga pernah disinggahi oleh sang pengelana tuan serunting sakti atau si pahit lidah.
Alkisah serunting sakti yang berkelana tiba pada tepian sungai ogan, disana ia bertemu dengan seorang putri cantik yang sedang mandi di pinggiran sungai. Ia menyapa dan bertanya, namun serunting sakti aka si pahit lidah tidak mendapat respon yang baik dari sang putri.
Si pahit lidah mengulang bertanya, namun kembali ia mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, akhirnya dengan kesal iapun berkata " kamu bisu seperti batu " maka tiba-tiba jadilah sang putri itu mematung seperti batu. Patung batu yang menyerupai manusia itu berada di tepian sungai ogan dan tidak jauh dari jembatan yang melintas di atas sungai ogan. Mintalah masyarakat menceritakan legenda si pahit lidah, mereka akan dengan senang hati bercerita tentang sang legenda.
Selanjutnya keadaan dan pemandangan disekitar dan didalam goa putri, sebuah pemandangan layaknya sebuah miniatur perkampungan miniatur atau sebuah rumah besar. Batu-batu yang penuh dengan ukiran menyerupai tangga atau pahatan-pahatan di dinding serta bebatuan yang menyerupai tumpukan padi yang banyak menambah legenda sipahit lidah seakan-akan hidup. Di dalam goa pengunjung akan melihat sebuah liukan menyerupai tempat tidur yang di yakini sebagai tempat tidur sang putri, lalu pada ujung lorong di atas permukaan pada dinding goa yang berlobamg, nampak sepasang patung batu yang menyerupai bentuk harimau, dan pemandu wisata mengatakan bahwa" kira-kira" itu patung harimau penjaga.
Mengapa goa putri memiliki hubungan yang erat dengan legenda si pahit lidah? Konon setelah pahit lidah mengutuk sang putri di tepian sungai ogan, maka pahit lidahpun masuk jauh kedalam, lalu ia mendapati sebuah perkampungan yang sedang akan membuat kenduri atau semacam pesta, si serunting menyapa dan bertanya kepada warga namun kembali, ia didiamkan dan mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan, ketika rasa sabar sudah berada pada puncaknya serunting sakti pun berkata " perkampungan ini bisu tak ubahnya seperti batu" tiba-tiba perkampungan itupun berubah menjadi batu dengan segala kehidupannya yang membisu.
Untuk menikmati keindahan dan pesona goa putri dengan segala misterinya yang terpendam, pengunjung bisa sangat nyaman menikmati pemandangan atau berjalan-jalan kedalam goa, sebab fasilitas yang tersedia sudah sangat memadai mulai dari keamanan, fasilitas - fasilitas lain seperti kantin, parkir, mushola bahkan penerangan dan jembatan di dalam goapun sudah tersedia.
Batu pengantin
Jejak legenda si pahit lidah berikutnya berada di dekat desa jepara kecamatan buay pematang ribu, kabupaten OKU selatan, sumatera selatan. Tempat ini adalah salah satu objek wisata favorit, terdapat patung batu dengan bentuk menyerupai sepasang pengantin, ditempat ini juga terdapat banyak aneka bebatuan dengan bentuk menyerupai benda - benda lainnya.
Menurut cerita legenda bahwa sepasang batu itu adalah sepasang pengantin yang di kutuk oleh si pahit lidah, banyak versi yang mengisahkan namun salah satu versi mengatakan bahwa, si pahit lidah yang berkelana ke daerah tersebut bermaksud pergi kedesa mereka yang sedang ada pesta pernikahan,
Si pahit lidah yang berdiri di seberang di pisahkan oleh sungai berteriak memanggil warga agar mengirim perahu untuk ia menyeberang, namun warga yang asik dan larut dalam pesta yang meriah seakan tak perduli dengan keberadaannya.
Kesabaran si pahit lidah sudah berada pada titik paling nadir, segenap jiwanya diliputi rasa kesal yang teramat sangat, hingga iapun akhirnya mengeluarkan kutukan saktinya, sambil berlalu pergi ia pun berucap, " semoga sepasang pengantin itu menjadi batu" tiba-tiba semua orang terkejut mendapati sepasang pengantin yang telah berubah menjadi patung sepasang pengantin yang telah membatu.
Bukit batu
Masih dalam kawasan yang sama yaitu di bukit batu, disini banyak terdapat bebatuan megelitikum yang menyerupai aneka macam benda, sama halnya dengan keadaan di tempat lain seperti di situs batu macan kota lahat atau goa putri di batu raja, di bukit batu pun sama, konon tempat ini juga tak lepas dari kutukan si pahit lidah, namun hal yang berbeda dari tempat ini bahwa, disinilah akhir dari kesaktian si pahit lidah, yang tewas di tangan si mata empat.
Alkisah pengembaraan si pahit lidah yang berasal dari dataran tinggi terus ke hilir sungai lematang hingga ke palembang dan terus hingga ke hilir sungai ogan dan beberapa tempat lainnya di wilayah ini.singkatnya setiap jengkal tanah telah ia pijak, banyak tempat telah ia kunjungi dan tidak sedikit yang menjadi korban kutukannya. Hingga semuanya berakhir disini, di bukit batu.
Kesaktian si pahit lidah menjadikan ia sebagai orang sakti yang diseganinya, hal ini terdengar oleh kesatria lainnya si mata empat, manusia dengan dua mata yang tersembunyi di balik rambut bagian belakang kepalanya.
Singkat cerita kedua pendekar ini bertemu pada satu kesempatan, simata empat mengajukan pertandingan dengan cara menghindar dari buah pohon enau yang di jatuhkan di atasmya.dan keduanya sepakat untuk beradu tanding.
Si mata empat mendapat giliran pertama untuk menghindar sementara serunting si pahit lidah berada di atas pohon enau bersiap menjatuhkan serumpun buah enau dengan sebilah bambu yang diruncingkan. Ketika semuanya telah sesuai dengan kesepakatan akhirnya si pahit lidahpun menjatuhkan rumpun pohon enau dari atas.
Dengan sigap si mata empat menghindar dan baginya hal itu tidaklah sulit, si mata empat selamat tanpa luka, lalu tegak berdiri dengan tawa terkekeh.
Kini giliran serunting sakti yang harus menghindar, ia menelungkup di bagian bawah pohon enau sementara si mata empat bersiap menjatuhkan rumpun pohon enau dari atas, pada kesempatan pertama serunting sakti berhasil menghindar namun belum sempat ia tersadar, si mata empat bermain curang, rumpun pohon enau yang kedua menyusul di jatuhkan hingga menancap pada bagian punggung si pahit lidah.
Si pahit lidah limbung, bambu yang tersembunyi di balik buah enau menembus tubuhnya. Sementara si mata empat melompat dari atas pohon enau, dengan tawa kemenangan ia bergelak mengangkangi tubuh serunting sakti yang tidak bernyawa lagi.
Si mata empat berteriak bangga sebab kini baginya tak ada lagi yang bisa menandingi kesaktiannya dengan kata lain bahwa, dialah orang sakti satu-satunya.
Dari cerita si mata empat bahwa serunting mampu mengutuk melalui lidahnya, sebab ada tanda hitam yang berada di hujung lidah itu, si mata hitam serakah, kini ia berfikir untuk menguasai kesaktian serunting, mayat serunting di baringkan lalu ia membuka mulut sang mayat dan mendapati pada ujung lidah itu sebuah tanda berwarna hitam.
Dengan tamak simata empat menjilat lidah si serunting dengan maksud agar kesaktian lidah itu berpindah ke lidahnya, namun yang terjadi, lidah itu terasa pahit dengam rasa yang teramat sangat, serta terasa begitu panas hingga membuat tubuh si mata empat melepuh, bergelenjotan hingga akhirnya tewas juga di samping jasad serunting.
Kedua pendekar ini terbaring di bawah pohon enau di atas bukit batu.
Itulah sekelumit kisah perjalanan legenda sumatera selatan yang termasyhur, ada banyak lagi kisah yang terjadi yang berhubungan dengan legenda si pahit lidah, seperti tangga batu di daerah benakat di tepian sungai lematang, atau batu gajah yang ada di kaki bukit gunung dempo di kota pagar alam.
Peninggalan megalitikum berupa bebatuan yang unik ini sejatinya telah menarik minat para ahli arkeolog untuk mengadakan penelitian dalam rangka memecahkan misteri ilmiah di balik situs bebatuan yang unik ini. Adapun peneliti berkebangsaan belanda beranama Ep tombrink (1827) ulmann ( 1850 ) LC westernenk ( 1921 ) dan Van deer hoop ( 1932 ).
Ilmuan ini meneliti dan berusaha memecahkan misteri di balik bebatuan yang berserakan di bawah kaki gunung dempo yaitu situs batu gaja.
Anda tertarik untuk menjelajah dan menyibak misteri di balik legenda si pahit lidah yang mungkin masih belum ada yang terungkap? Hehe
Datang dan jelajahi pesona sumatera selatan dan rasakan sensasi sebuah tempat yang kaya akan sumber daya wisata.
So enjoy your holiday!....
Adakh jejak Serunting /Sipait lidah dibangka sebelum mendapatkan kesaktian ...
ReplyDelete